BSA – Seperti layaknya hujan yang menyirami tanah gersang. Menjadikannya subur dan bermanfaat untuk kehidupan. Itulah cinta. Cinta adalah anugrah terbesar bagi manusia. Karena cinta, kehidupan manusia akan tercipta perdamaian, keharmonisan, dan keselamatan. Bahkan karena cinta itu sangat penting bagi manusia, Nabi Muhammad SAW mengorelasikannya dengan keimanan.

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Dari Anas dari Nabi Saw bersabda: Tidaklah beriman seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”(HR. Bukhari).

Dari hadis tersebut, cinta merupakan salah satu indicator dari kesempurnaan sebuah keimanan. Dengnan kata lain, seorang mu’min wajib untuk saling menumbuhkan, memelihara, dan menjaga cinta dalam kehidupan.

Tentu memelihara dan menjaga cinta bukanlah sebuah perkara yang mudah. Apalagi cinta yang didasarkan pada sebuah keimanan akan selalu diganggu oleh setan. Mereka terus-terusan membisikan api peperangan dan kebencian sampai pada akhirnya manusia terjatuh pada lembah kehinaan dan kenistaan.

Salah satu cara setan untuk menggangu cinta pada diri manusia adalah dengan menanamkan sifat hasad pada qolbu. Jumhur ulama mengungkapkan bahwa hasad adalah

الحَسَدُ هُوَ تَمَنَّى زَوَالَ النِّعْمَةِ عَنْ صَاحِبِهَا

Hasad adalah menginginkan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain. Penyakit hasad adalah penyakit yang menyerang qolbu manusia. Sedikit sekali orang yang bisa lepas dari penyakit tersebut. Oleh karena itu, manusia perlu waspada atas keberadaanya.

Hal ini berdasarkan sebauh pandangan dari Ibnu Taimiyah rahimahullah yang mengatakan

مَا خَلَا جَسَدٌ مِنْ حَسَدٍ لَكِنَّ اللَّئِيمَ يُبْدِيهِ وَالْكَرِيمَ يُخْفِيهِ

“Setiap jasad tidaklah bisa lepas dari yang namanya hasad (iri). Namun orang yang berpenyakit (hati) akan menampakkannya. Sedangkan orang yang mulia (hatinya) akan menyembunyikannya.”.

Strategi setan untuk menghancurkan manusia dengan pintu hasad ini sangat ampuh. Biasanya menyerang manusia yang se profesi atau sejenis dalam status kehidupannya. Pedagang dengan pedagang, petani dengan petani, pemimpin dengan pemimpin. Bahkan penyakit ini juga tidak hanya menyerang orang yang tidak memiliki ilmu agama saja, namun kerap juga terjadi pada orang-orang yang memiliki ilmu. Bukankah kita sering mendengar sebuah peristiwa dimana antara ustad dengan ustadz saling menjelekan hanya karena berbeda warna atau berbeda cara? Apalagi di zaman sekarang yang serba mudah informasi di dapat. Kita sering menemukan tontonan atau informasi yang didalamnya berisi kebencian dan permusuhan.

Pemicu virus hasad semakin menjalar pada diri manusia adalah mencintai dunia dari setiap apapun yang di kejar dan dilakukannya. Petani dengan petani akan saling hasad jika Bertani hanyalah dunia yang dikejarnya. Begitupun dengan para pemangku agama. Mereka tidak selamat dari hasad jika pertimbangan dunia tujuannya.Jika sudah demikian, maka cinta tidak akan bertumbuh, tidak akan terjaga, bahkan cinta akan berubah pada sebuah permusuhan dan peperangan yang akan mendatangkan kekacauan. Mari lihat kedalam, jangan-jangan selama ini cinta tidak tumbuh karena hasad telah menjalar dalam qolbu. Hasad tumbuh dalam qolbu bisa jadi kecintaan kita pada dunia lebih besar daripada kecintaan kita kepada Allah. Semoga Allah mengampuni segala dosa yang telah kita perbuat dan Allah menuntun kita pada sebuah kebaikan dan membebaskan kita dari penjara hasad yang melelahkan. (Arif Hidayat)