Melalui untaian kata dalan puisi ini, aku mengajak kalian untuk menyelami kedalaman perasaanku. Sebuah perjalanan emosional yang tulus dari aku, perempuan bernama Zahidah Alisa Zahra.
Selamat membaca.

MENCOBA IKHLAS
Ini tentang rasaku yang mencoba untuk ikhlas pada rasa yang begitu bergemuruh
Dengan logika yang tak lagi sanggup berfikir jernih.
Lalu dipaksa untuk mengikhlaskan.
Mungkin kau tak bisa membayangkan,
Bagaimana rasaku yang begitu kecewa,
Ketika tahu bahwa aku adalah manusia yang sakit
Namun malah manusia lain yang kau rawat
Aku yang begitu mencintaimu dengan tulus
Namun malah manusia lain yang kau beri rasa tulus
Aku yang tak ingin melupakanmu
Namun malah aku yang kau hempaskan
Sampai rasaku tak lagi mengenal rasamu
DETAK JANTUNG YANG DIRINDUKAN
Tulisan takdir allah telah mengering
Penanya telah ditaruh
Waktunya untuk menerima & menjalani tulisan
Yang telah ada
Tiap denyut jantungku
Adalah bertasbih pada-Mu
Tiap detaknya adalah
Wujud ibadah kepada-Mu
Keberadaanmu, adalah bukti
Bahwa aku hidup,
Nyata,
Bukti kebesaran Ilahi robbi
LUKA LAMA
Hati yang tak bersalah,
Kau titipkan luka.
Diri yang tidak tau menau
Kau bawa masuk
Kedalam kisah masa lalumu.
Salahku yang mana tuan?
Trauma masa lalumu
Kau bawa masuk kedalam diriku
Tidak bercerminkah kau?
Sehingga, dengan berani nya kau sebut dirimu terluka
Tanpa sadar kau pun sebenarnya penoreh luka
Apa yang sebenarnya kau cari?
Benar-benar ilmu atau hanya pengakuan semata?
SEKADAR KEBETULAN
Lalu, pahamilah.
Tidak semua singgah itu, sungguh.
Tidak semua tatap itu, menetap.
Jika takdir menginginkan perpisahan,
Maka yang bisa kau lakukan hanyalah mendo’akan.
Semoga di waktu yang lain,
Ada pertemuan yang lebih indah dari sekadar…
“kebetulan”
MENATA
Sedikit air mata tidak apa,
Namanya juga sedang menata,
Kamu boleh lemah,
Tapi tidak untuk menyerah.
Kamu bisa karena terbiasa. Jadi,
Biasakan saja sementara.
Menyakitkan memang,
Tapi tetap harus bertahan bukan?
AKU
Aku adalah sosok anak perempuan
Yang bisa dibilang sangat sulit untuk dipahami,
Aku juga memiliki perubahan emosi yang sangat cepat.
Anak perempuan yang sangat mudah
Diajak bercanda dan tertawa,
Bisa juga badmood hanya karena hal-hal sepele
Terkadang aku menjadi sosok yang egois,
Mengharapkan orang lain untuk bisa memahami
Padahal aku sendiri pun tidak memiliki kemampuan
Untuk memahami diriku sendiri.
SEMPURNA ?
Terkadang aku bertanya pada diriku sendiri,
“Apakah hidup ini hanya tentang mencari kesempurnaan?”
Tapi kemudian aku menyadari, bahwa keindahan
Terletak pada keberanian untuk merangkul kekurangan
Dan menemukan kebahagiaan di dalamnya.
Hidup ini bukanlah tentang mencapai garis finish yag sempurna,
Tapi tentang perjalanan mengukir kenangan,
Menerima diri sendiri dengan segala keunikan,
Dan menemukan kebahagiaan dalam setiap langkah
Berhenti mencari kesempurnaan,
Dan mulailah menikmati kehidupan dengan segala keindahannya
PERTEMUAN SINGKAT
Temu yang tak terencana
Kagum secara perlahan
Melupakan dengan paksa
Ceritanya singkat, namun melekat
Sekedar dekat tanpa ikatan
Bukan komitmen, melainkan momen
Dan bukan juga takdir, hanya sekedar hadir
Perlahan melangkah melupa
Namun semesta tak selalu berpihak
Dipaksa mengingat ulang secara tiba-tiba
Sekedar teman namun takut kehilangan
Namun cermin mematah “siapa dirimu?”
Tersakiti sebelum mempunyai
Mengakui tanpa bukti
HARAPAN SEMU
Berharap berlebihan, hanya akan membuat sakit yang berkepanjangan.
Terlebih ketika menaruh harapan pada sosok yang tidak abadi,
Hanya akan menyisakan sesak dada dan kecewa di hati.
Namun siapa yang bisa mengelak?
Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga.
Sehati-hatinya kita untuk tida berharap pasti akan luluh juga.
ANGIN LALU
Terlalu banyak sakit hati yang didapat,
Dari mulut-mulut yang tidak bertanggung jawab.
Membuka kembali luka, yang bahkan untuk pulih saja susah.
Merasa gagal padahal sudah melakukan banyak hal.
Hanya karena ucapan seseorang yang tidak menghargai yang namanya perasaan
“Asing Dan Rindu”
Ia terseok, ia asing, dan ia rindu.
“365 hari hampir selesai lagi”
Diriku sendiri adalah orang pertama yang ingin aku peluk seerat-eratnya, sebagai sebuah apresiasi karena sudah bertahan sejauh ini.
Percayalah, ini tidak pernah mudah;
Ada banyak tangis dibalik tawa dan senyumanku,
Ada banyak tanda tanya dikepala yang membuat malamku tidak pernah tenang,
Ada banyak lamunan kosong diatas makanan yang aku makan,
Ada banyak sisa-sisa rambut rontok yang menempel disisir yang selalu aku gunakan,
Ada banyak sepi dan hampa ditengah keramaian,
Dan itu sudah aku lalui sejauh ini sendirian.
Untuk diriku, aku hanya ingin bilang :
Terima kasih sudah mau bertahan sejauh ini dalam setiap keadaan yang mungkin tidak pernah mudah untuk dilalui,
Aku juga ingin bilang bahwa “aku bangga pada diriku sendiri”